Breaking News
Loading...
Kamis, 30 April 2015

Info Post

humor-gusdur -in-smantigatujuh81.blogspot.com

Jenderal Takut Istri

Para jenderal di jaman Orde Baru terbagi dalam dua kelompok, kata Gus Dur.
Pertama jenderal yang takut istri. Kedua jendral yang tidak takut istri.

Dalam setiap pertemuan mereka selalu memisahkan diri. Jenderal yang takut istri berada di sebelah sisi ruangan. Sementara jenderal yang tidak takut istri berada di sisi lain.

Suatu ketika dalam suatu pertemuan ada seorang jenderal yang mestinya tergabung dalam kelompok jenderal takut istri duduk bersama kelompok jenderal yang tidak takut istri.

Teman-temannya, para jenderal yang takut istri protes. “Eh kenapa kamu duduknya di situ bareng jenderal yang tidak takut istri? Memangnya sekarang kamu sudah berani sama istrimu?”
Kata si jenderal, “Wah nggak tahu deh. Saya disuruh istri saya duduk di sini! ya saya duduk saja.”


Supirnya Saja Paus!

Dalam suatu acara peresmian Universitas Yudharta Pasuruan tahun 2004 silam, Gus Dur diminta untuk memberikan orasi ilmiah sekaligus meresmikan universitas tersebut.

Acara peresmian sekaligus kolokium (pertemuan) Alim Ulama se-Jawa Bali tidak hanya dihadiri oleh para kiai, tapi juga dihadiri oleh para pemuka agama dari berbagai agama. Mengingat acara tersebut adalah peresmian universitas, acara berjalan agak vakum, dan terkesan kaku.

Gus Dur pun merasakan hal tersebut, lalu beliau menyampaikan: "Karena di depan saya ini ada para pastur, saya kok jadi nggak tahan ya untuk menahan cerita ini, tapi sebelumnya saya mohon maaf kepada para pastur".

Gus Dur pun lalu melanjutkan "Suatu ketika Paus Yohannes Paulus diundang menghadiri sebuah acara di New York. Setiba di sana Paus ingin melihat-lihat keindahan kota tersebut".

Tak selang berapa lama mobil berjalan, Paus meminta sopirnya menghentikan laju mobil, lalu berkata: "Saya ingin menyetir!!!". Sang sopir pun bingung, mau nggak mau harus dituruti karena yang meminta adalah seorang Paus. Walhasil, Paus pun menyetir dan sang sopir diminta duduk di belakang.

Tak lama berjalan mobil tersebut, tiba-tiba mobil itu terperosok ke dalam lubang saluran air.
Polisi pun lalu datang dan segera melihat apa yang terjadi. Polisi itu pun lalu menghubungi dan melaporkan kejadian tersebut kepada komandannya.

Polisi: Komandan... ada orang penting yang mengalami kecelakaan! (agak gugup)
Komandan: Siapa? Menteri???
Polisi: Bukan...
Komandan: Perdana Menteri?
Polisi: Bukan...
Komandan: Presiden???
Polisi: Bukan...
Komandan: Lha siapa orang penting itu???
Polisi: Nggak tahu, supirnya aja Paus

Seketika itu seluruh hadirin tertawa terbahak-bahak, tak terkecuali para pastur...

Tukang Becak vs Polisi

 Presiden Gus Dur pernah bercerita kepada salah seorang menterinya Mahfud MD tentang orang Madura yang banyak akal dan cerdik.
Ceritanya begini: Ada seorang tukang becak asal Madura yang kepergok seorang polisi ketika memasuki kawasan “Becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu nyelonong, dan polisi pun datang menyemprit.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Becak tak boleh masuk jalan ini,” kata polisi itu membentak.
“Oh saya lihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada orangnya. Becak saya kan ada orangnya, berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan becak dilarang masuk!” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca. Kalau saya bisa baca ya saya pasti jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak begini,” jawab si tukang becak cengengesan. (Anam)

 Gara-gara Takut Bid’ah

Ketika menjelaskan soal arabisasi yang kebablasan, dosen STAINU Jakarta, Sa'dullah bercerita: Ada seorang pengendara motor melewati jalan protokol. Ia memakai sorban, dan tidak memakai helm.
Di tengah jalan ada razia. Pak polisi menyegatnya dan memberikan peringatan.
“Besok-besok kalau pakai motor harus pakai helm pak, jangan pakai sorban," kata polisi kepada pengendara motor itu.
Esoknya, sang pengendara motor kebingungan. Kalau pakai helm ia takut jadi bid'ah, karena memakai helm tidak ada dalilnya dalam Islam. Tapi kalau pakai sorban ia takut dirazia polisi lagi.
Akhirnya, keesokan harinya dia pakai helm, lalu helmnya ia tutup dengan sorban. (Aiz Luthfi)

 Lapor Pak Presiden! Anggota TNI AL ini Tak Bisa Berenang

 Seorang Asisten Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang  bertugas di Istana Negara berlatarbelakang anggota TNI Angkatan Laut. Namun, belakangan diketahui ia tidak bisa berenang.
Ia sering digoda dan diusili oleh para ajudan Presiden. Ada saja keusilan yang membuatnya kebat-kebit dag-dug-dug di hadapan Gus Dur.
Nah tiba saat ‘ngerjain’. “Lapor Pak Presiden…, ini lho ajudan bapak, masak TNI Angkatan Laut kok nggak bisa BERENANG."
Otomatis saja, ajudan TNI AL tersebut langsung tegang, melotot, tak menyangka bila ada yang bertindak nekat lapor hal-hal sensitif
Presiden Gus Dur pun merespon dengan nada datar-datar saja. Gus Dur menjawab, "Lha itu, ada dari Angkatan Udara juga nggak bisa TERBANG kok..."

sumber :www.nu.ro.id

0 komentar:

Posting Komentar